Thursday, May 22, 2008

Abu Sufyan dan Heraklius

Abdullah bin Abbas meriwayatkan, Abu Sufyan bercerita kepadanya setelah perjanjian Hudaibiyah, tentang peristiwa yang terjadi pada waktu dia masih kafir. Abu Sufyan dan beberapa pedagang Makkah berdagang ke Syria. Kaisar Romawi, Heraklius, yang sedang berziarah ke Baitul Maqdis (Yerusalem), tiba-tiba memanggil mereka. Heraklius sedang menerima tamu dengan para penasihat serta pejabat istana, dan memanggil kami untuk menghadap. Dia mulai menanyai kami lewat seorang penerjemah dan bertanya adakah di antara kami yang mempunyai hubungan kerabat dengan orang di Arab yang menyebut dirinya Nabi Allah.

Abu Sufyan maju dan mengatakan dia adalah kerabat dekat Muhammad. Heraklius mempersilahkan dia duduk di depannya. Rombongan pedagang Makkah lainnya duduk di belakang Abu Sufyan. Heraklius meminta pedagang lainnya menyela jika dalam keterangannya Abu Sufyan berbohong tentang Nabi Muhammad SAW. Hal ini membuat Abu Sufyan berada dalam posisi sulit. Jadi, dia tidak berani berbohong tentang Muhammad SAW kepada sang Kaisar.

"Bagaimana silsilah (asal-usul) keluarga Muhammad?"

"Dia berasal dari keluarga bangsawan tinggi dan kaum yang terbaik di antara kami," jawab Abu Sufyan.

"Adakah orang lain dalam keluarganya yang menyebut dirinya Nabi?"

"Tidak ada."

"Adakah di antara keluarganya yang menjadi raja atau kaisar?"

"Tidak ada."

"Apakah pengikut agamanya itu orang kaya ataukah orang kebanyakan?"

"Pengikutnya adalah orang lemah dan miskin, budak, dan wanita muda."

"Jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang?"

"Terus bertambah dari waktu ke waktu."

"Setelah menerima agamanya, apakah pengikutnya itu tetap setia kepadanya ataukah merasa kecewa lalu meninggalkan dia?"

"Tidak ada yang meninggalkannya."

"Sebelum dia menjadi nabi, apakah dia suka berdusta?"

"Tidak pernah."

"Pernahkah orang itu ingkar janji atau mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya?"

"Tidak pernah. Kami baru saja melakukan perjanjian gencatan senjata dengannya dan menunggu apa yang akan diperbuatnya. (Abus Sufyan tidak dapat mengatakan sesuatu yang bertentangan mengenai Nabi)."

"Pernahkah engkau berperang dengannya?"

"Pernah."

"Bagaimana hasilnya?"

"Kadang-kadang kami yang menang, kadang-kadang dia yang lebih baik daripada kami."

"Apa yang dia perintahkan kepadamu?"

"Dia memerintahkan kami untuk melakukan hal-hal berikut : Hanya menyembah Allah dan tidak mempersekutukanNYA dengan apa pun; dan meninggalkan takhayul serta kepercayaan leluhur kami; shalat secara teratur; membayar zakat dan berbuat baik kepada fakir miskin; bersikap jujur dan dapat dipercaya; memelihara apa yang dititipkan kepada kita dan mengembalikan dengan utuh; memelihara silaturrahim dengan semua orang, dan yang paling penting dengan keluarga sendiri."

Lalu, seperti dikisahkan oleh Abu Sufyan, Heraklius memberikan tanggapan sebagai berikut melalui penerjemahnya.

"Aku bertanya kepadamu tentang silsilah keluarganya dan kau menjawab dia adalah keturunan bangsawan terhormat. Nabi-nabi terdahulu pun berasal dari keluarga terhormat di antara kaumnya.

Aku bertanya kepadamu apakah ada di antara keluarganya yang menjadi nabi, jawabannya tidak ada. Dari sini aku menyimpulkan bahwa orang ini memang tidak dipengaruhi siapapun dalam hal kenabian yang diikrarnya, dan tidak meniru siapapun dalam keluarganya.

Aku bertanya kepadamu apakah ada keluarganya yang menjadi raja atau kaisar (gelaran raja Rom). Jawapannya tidak ada. Jika ada leluhurnya yang menjadi penguasa, aku beranggapan dia sedang berusaha mendapatkan kembali kekuasaan leluhurnya.

Aku bertanya kepadamu apakah dia pernah berdusta dan ternyata menurutmu tidak pernah. Orang yang tidak pernah berdusta kepada sesamanya tentu tidak akan berdusta kepada Allah.

Aku bertanya kepadamu mengenai golongan orang-orang yang menjadi pengikutnya dan menurutmu pengikutnya adalah orang miskin dan hina. Demikian pulalah halnya dengan orang-orang terdahulu yang mendapat panggilan kenabian.

Aku bertanya kepadamu apakah jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang. Jawabanmu, terus bertambah. Hal ini juga terjadi pada iman sampai keimanan itu lengkap.

Aku bertanya kepadamu apakah ada pengikutnya yang meninggalkan dia setelah menerima agamanya dan menurutmu tidak ada. Itulah yang terjadi bila keimanan sejati telah mengisi hati seseorang.

Aku bertanya kepadamu apakah dia pernah ingkar janji dan menurutmu tidak pernah. Sifat dapat dipercaya dalah ciri kerasulan sejati.

Aku bertanya kepadamu apakah engkau pernah berperang dengannya dan bagaimana hasilnya. Menurutmu engkau berperang dengannya, kadang engkau yang menang dan kadang dia yang menang dalam urusan duniawi. Para nabi tidak pernah selalu menang, tetapi mereka mampu mengatasi masa-masa sulit perjuangannya, pengorbanan, dan kerugian sampai akhirnya mereka memperoleh kemenangan.

Aku bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya, engkau menjawab dia memerintahkanmu untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukanNYA, serta melarangmu untuk menyembah berhala; dan dia menyuruhmu shalat, bicara jujur, serta penuh perhatian. Jika apa yang kaukatakan itu benar, dia akan segera berkuasa di tempat aku memijakkan kakiku saat ini."

Heraklius melanjutkan, "Aku tahu bahwa orang ini akan lahir, tetapi aku tidak tahu bahwa dia akan lahir dari kaummu (Orang Arab). Jika aku tahu aku bisa mendekatinya, aku akan pergi menemuinya. Jika dia ada di sini, aku akan mencuci kedua kakinya
dan agamanya akan menguasai tempat dua telapak kakiku,

Kemudian ia minta didatangkan surat Rasulullah saw.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang. Dari Muhammad hamba dan utusan Allah kepada Heraklius pembesar Rumawi. Kesejahteraan atas orang yang mengikuti petunjuk. Adapun selanjutnya, maka sesungguhnya saya mengajak kepadamu dengan panggilan Islam. Masuk Islam lah maka kamu selamat, Allah memberikan pahala kepadamu dua lipat. Jika kamu berpaling maka atasmu dosa para pengikut. Firman Allah, "Wahai ahli kitab, marilah kepada kalimat yang sama antara kami dan kamu bahwa tidak kita sembah selain Allah, dan tidak kita sekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain dari pada Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)" [3:64].

Abu Sofyan berkata: "Ketika ia mengatakan apa yang telah dikatakannya itu dan selesai membaca surat sehingga ditempatnya, banyak kegaduhan dan suara-suara keras lalu kami dikeluarkan. Maka aku berkata kepada teman-temanku:

"Sungguh urusan Putera Abi Kabsyah (i.e Muhammad) telah menjadi besar, sesungguhnya ia ditakuti oleh raia Bani Ashfar (Rumawi) dan saya senantiasa yakin bahwa dia (Nabi) akan menang sampai Allah memasukkan Islam atas saya."

Az-Zuhri berkata, Heraklius kemudian menjemput semua pembesar2 Byzantine dan mengumpulkannya di rumahnya dan berkata, "Wahai golongan orang-orang Rumawi. Apakah kamu ingin berbahagia dan mendapat petunjuk serta tetap kerajaanmu, maka bai'atlah laki-laki ini (Muhammad)". Maka mereka lari seperti larinya keledai liar ke pintu-pintu dan mereka dapati pintu-pintunya telah tertutup. Ketika Heraklius melihat larinya mereka dan putus asa dari iman mereka maka ia berkata: "Kembalikanlah mereka atasku". Dan ia berkata: "Tadi saya katakan perkatanku itu untuk menguji kekukuhan agamamu, dan saya telah melihatnya". Lalu merekapun sujud dan senang kepadanya. Itulah akhir keadaan Heraklius."

(HR: Bukhari)

English version: Nobel Quran page 118.

4 comments:

HbO said...

owh, kire heraklius ni dier ngaku jer nabi muhammad tu nabi n membenarkan kenabian tu, tapi last2 dier pilih utk tak masuk islam ek?

Anonymous said...

good job... xpernah dgr kisah ini..

biskut marie said...

hurm....tak pastilah hBo..dia mengaku nabi Muhammad itu nabi terakhir...tapi tak pasti dia masuk Islam atau tdk..
atau mungkin dia tetap dgn agama Nasrani asal?
-sy tdk tahu-

hilmy said...

memang kalo` gak ada hidayah untuknya gak akan mungkin.......